DEPOKPOS – Literasi merupakan elemen integral dalam bidang pendidikan, karena merupakan alat bagi peserta didik untuk mengenali, memahami, dan menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dari sekolah. Di Indonesia, budaya literasi siswa dianggap rendah.
Rendahnya kemampuan literasi peserta didik tentunya memiliki dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat. Terlebih saat ini, era digitalisasi berdampak negatif terkait penyebaran informasi yang tak jarang bisa memecah belah masyarakat akibat kurangnya memahami isi informasi tersebut.
Jika masalah ini tidak segera diatasi, kita akan melihat dampaknya di masa depan—munculnya generasi yang minim kemampuan literasi, rentan terhadap hoaks, dan kurang mampu berpikir kritis dalam menghadapi tantangan global. Era digital seharusnya menjadi jembatan menuju masyarakat yang lebih berpengetahuan, bukan sebaliknya. Mari jadikan teknologi sebagai alat pendukung literasi, agar kita tidak hanya pintar dalam mengakses informasi, tetapi juga cerdas dalam memahaminya.
Meningkatkan kesadaran literasi di era digital adalah tantangan yang mendesak, namun juga memiliki banyak peluang. Dalam dunia yang dipenuhi informasi instan dan konten visual, kita perlu strategi khusus agar literasi tetap relevan dan menarik. Ada beberapa langkah efektif yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan ini.
Faktor Penyebab Rendahnya Budaya Literasi Masyarakat Indonesia
Terdapat berbagai faktor yang diperkirakan menjadi penyebab budaya literasi pada masyarakat yang rendah. Salah satu faktor utama yang paling mendasar adalah masyarakat Indonesia yang belum memiliki kebiasaan membaca. Menurut Permatasari (2015: 148), kebanyakan masyarakat masih memandang aktivitas membaca bukan secara sukarela untuk mengisi waktu (to full time), tetapi hanya sekadar untuk menghabiskan waktu (to kill time). Artinya, kegiatan membaca masih belum ditumbuhkan sebagai kebiasaan (habit) tetapi hanya sebagai kegiatan ‘iseng’ semata. Padahal, membangun masyarakat membaca (reading society) merupakan salah satu cara yang dijalankan untuk mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia sehingga cerdas beradaptasi atas kemajuan tingkat universal yang melibatkan seluruh sektor kehidupan manusiaBeli buku terlaris online
Beberapa faktor lain yang menyebabkan budaya literasi pada masyarakat Indonesia masih rendah adalah pertama, penggunaan teknologi informasi elektronik yang lebih canggih sehingga buku tidak lagi menjadi media utama untuk mendapatkan informasi yang diharapkan. Menurut Zati (2018: 19) dengan adanya teknologi informasi, seperti mesin pencari Google, Yahoo, dll semakin membuat manusia melupakan keberadaan buku. Situs mesin pencari daring tersebut dianggap lebih mudah dan praktis sehingga melunturkan minat literasi masyarakat dan beralih menggunakan teknologi yang serba instan dan cepat.
Berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat literasi:
– Menciptakan Konten Literasi Yang Menarik
– Edukasi Mengenai Literasi Digital
– Mendorong Orang Tua dan Guru Untuk Berpartisipasi
Kesimpulannya, meningkatkan minat literasi anak pada era digital merupakan tantangan yang kompleks, tetapi juga merupakan peluang untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan efektif. Dengan menciptakan konten yang menarik mengenai literasi, adanya edukasi mengenai literasi digital, dan melibatkan orang tua serta guru dalam mendukung minat literasi anak-anak, diharapkan dapat menciptakan generasi yang memiliki kemampuan literasi yang kuat dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Jadi, ayo bersama-sama untuk meningkatkan minat literasi pada anak dan menciptakan generasi bangsa yang cerdas.
Siti Hanifah
Mahasiswa Program Studi Sarjana Akuntansi
Universitas Pamulang